Masjid
adalah tempat dilaksanakan perhelatan sholat Jum’at. Dimana tingkat Spiritual
kaum muslimin meningkat dibandingkan hari-hari biasa. Dan tingkat Regiulitas
seorang muslim Meroket tinggi. Maka dari itu, banyak dari kaum muslimin yang
menjadikan hari tersebut sebagai hari besarnya kaum Muslimin. Dari keyakinan
tersebut membuat presepsi dan sudut pandang masyarakat terhadap seorang
muslimin yang tidak melaksanakan sholat Jum’at adalah sesuatu yang Negatif.
Banyak
pula diantara kaum Muslimin yang menjadikan hari Jum’at sebagai harinya
Mengunjungi Masjid-Masjid indah yang dijadikan tempat untuk bercengkrama dengan
tuhannya. Apalagi diantaranya merasa ingin berkunjung kemasjid-masjid yang
belum dikunjunginya, terutama yang berada di luar daerah tempat tinggalnya.
Kali
ini Sahabat semua akan disajikan beberapa informasi mengenai masjid mana saja
yang wajib Sahabat kunjungi ketika berkunjung ke daerah sekitar Kota
Jogjakarta. Dan mungkin saja bisa masuk ke dalam daftar kunjungan Sahabat
ketika berkunjung ke Daerah Istimewa Jogjakarta. Dan termasuk kedalam wisata
religi yang Sahabat akan kunjungi.
Berikut
kami Rangkumkan untuk Sahabat semua :
1.
Masjid
Jami Sulthoni Plosokuning
Masjid Jami Sulthoni Plosokuning, dikenal dengan sebutan
masjid Pathok Negara. Ini merupakan salah satu masjid tertua milik Keraton
Ngayogyakarta Hadiningrat. Masjid Pathok Negara Plosokuning atau Masjid
Sulthoni ini terletak di Jl Plosokuning Raya, Desa Minomartani, Kecamatan
Ngaglik Sleman.
Masjid ini usianya sudah lebih dari 200 tahun yakni pada
awal abad 19 M atau pada saat Sultan Hamengku Buwono III bertahta. Masjid
Pathok Negara didirikan oleh keraton di empat penjuru arah mata angin. Hal itu
dimaksudkan sebagai benteng atau pelindung secara rohani keraton atau sering
disebut sebagai masjid pancering bumi. Masjid ini sudah ditetapkan sebagai
bangunan benda cagar budaya (BCB) oleh pemerintah.
2. Masjid Kotagede
Masjid Kotagede yang usianya lebih tua dibanding Masjid
Agung Kauman memiliki perangkat
unik berupa mimbar khotbah dengan ukiran indah, bedug yang usianya sudah ratusan tahun, serta tembok berperekat air aren. Masjid ini berdiri sekitar tahun 1640-an.
unik berupa mimbar khotbah dengan ukiran indah, bedug yang usianya sudah ratusan tahun, serta tembok berperekat air aren. Masjid ini berdiri sekitar tahun 1640-an.
Sebelum memasuki kompleks masjid, akan ditemui sebuah pohon
beringin yang konon usianya sudah ratusan tahun. Pohon itu tumbuh di lokasi
yang kini dimanfaatkan untuk tempat parkir. Karena usianya yang tua, penduduk
setempat menamainya “Wringin Sepuh” dan menganggapnya mendatangkan berkah.
Keinginan seseorang, menurut cerita, akan terpenuhi bila mau bertapa di bawah
pohon tersebut hingga mendapatkan dua lembar daun jatuh, satu tertelungkup dan
satu lagi terentang.
Masjid yang usianya telah ratusan tahun itu hingga kini
masih terlihat hidup. Warga setempat masih menggunakannya sebagai tempat
melaksanakan kegiatan keagamaan. Bila datang saat waktu sholat, akan dilihat
puluhan warga menunaikan ibadah. Di luar waktu sholat, banyak warga yang
menggunakan masjid untuk tempat berkomunikasi, belajar Al Qur’an, dan lain-lain.
3. Masjid Syuhada
Masjid Syuhada yang terletak di daerah Kota Baru, Daerah
Istimewa Yogyakarta, ternyata memiliki sejarah yang menarik. Masjid yang
dibangun pada tanggal 20 September 1952 ini adalah masjid pemberian Presiden
Soekarno kepada para pejuang kemerdekaan yang bertempur di Yogyakarta.
Sesuai dengan namanya, Syuhada, berarti pahlawan.
Masjid ini didirikan sebagai monumen peringatan para pahlawan. Nama ini
dicetuskan oleh Haji Benjamin yang merupakan tokoh pemuda pejuang Islam.
Simbol nasionalisme tercermin dari 17 anak tangga, gapura
masjid dengan segi delapan, kubah pertama berjumlah empat, dan kubah atas
berjumlah lima. Dapat disimpulkan bahwa masjid ini adalah simbol kemerdekaan RI
yakni 17 Agustus 1945.
National Geography menulis sejak tahun 2002, masjid ini
ditunjuk sebagai objek wisata religius serta benda cagar budaya di Yogyakarta.
Selain pemenuhan kebutuhan akan masjid jami bagi umat Islam, masjid ini
merupakan tempat pendidikan dan dakwah. Di sana terdapat jenjang pendidikan
dari SD hingga perguruan tinggi untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
4. Masjid Gede Kauman
Masjid ini dibangun pada masa Sri Sultan Hamengkubuwono I,
tepatnya pada hari Ahad Wage, 29 Mei 1773 Masehi atau 6 Rabiul Akhir 1187
Hijriah. Masjid ini berstatus Masjid Raya Provinsi DIY, dan merupakan salah
satu benda cagar budaya di Yogyakarta. Masjid itu didirikan sebagai sarana
beribadah bagi keluarga raja dan rakyatnya, serta untuk menegaskan identitas
kerajaan Islam.
Masjid Gede Kauman memiliki serambi yang berfungsi sebagai
‘Almahkamah Al Kabiroh’ atau tempat pertemuan para alim ulama, tempat pengajian
dan akwah Islamiyah, pengadilan agama, pernikahan, perceraian, pemberian waris,
peringatan hari-hari besar Islam, dan lain-lain.
Di
halaman luar atau pelataran masjid di sisi utara dan selatan, berdiri bangunan
yang disebut pagongan (tempat gamelan). Setiap bulan maulid tiba, gamelan itu
dimainkan untuk menarik minat masyarakat Jawa yang gemar musik tradisonal itu.
Gamelan itu diselingi dakwah oleh para ulama.
Di masa lalu, masyarakat berbondong-bondong memeluk agama
Islam degan mengucapkan dua kalimat syahadat atau Syahadattin, sehingga
kemudian lahirlah istilah Sekatenan yang setiap tahunnya diperingati oleh
masyarakat Yogya.
5. Masjid Pakualaman
Masjid yang menjadi bangunan cagar budaya Yogyakarta ini
dibangun oleh Paku Alam II sekitar akhir abad XIX. Masjid ini terletak di luar
kompleks Puro, tepatnya di sudut barat laut alun-alun Sewandanan.
Pada prasasti di sebelah utara tertoreh sengkalan: Pandhita
Obah Sabda Tunggal yang menunjukkan tahun Jawa 1767 (1839 Masehi). Namun,
pada prasasti di sebelah selatan tertoreh sengkalan: Gunaning
Pujangga Sapta Tunggal yang menunjukkan tahun Jawa 1783 (1855 Masehi).
Sampai sekarang masih diperdebatkan, tahun mana yang merupakan tahun pendirian
Masjid tersebut.
Dari kelima masjid tersebut memiliki
keunikan yang merukan sebuah identitas tersendiri bagi masjid-masjid tersebut. Tapi
kelima masjid tersebut merupakan masjid yang merupakan masjid yang cukup Tua, sehingga
memiliki tipe Arsitektur yang memiliki kekhasan jaman dulu. Nah, bagi Sahabat
semua yang menginginkan bentuk Arsitektur masjid yang berbentuk modern. Kami
akan menyajikannya untuk Sahabat semua.
Berikut merupakan dua Masjid yang
cukup baru dibandingkan kelima Masjid diatas.
Kedua masjid tersebut merupakan Masjid
yang berada di lingkungan kampus. Disisi kiri adalah Masjid Islamic Center
Universitas Ahmad Dahlan. Masjid tersebut berada di Kampus IV Universitas Ahmad
Dahlan. Dan Masjid tersebut digadang-gadang merupak Masjid Kampus terbesar
dikota Jogja dan merupakan Masjid Multi fungsi. Masjid tersebut terdiri dari
tiga lantai dan masing-masing lantai memiliki fungsi-fungsi yang berbeda pula. Pada
lantai pertama difungsikan untuk kegiatan keilmuan Islam dilingkungan
Universitas Ahmad Dahlan bahkan dikota Jogja dan difungsikan juga sebagai kantor
masjid, kantor Majelis Tarjih Muhammadiyah dan perpustakaan. Lantai dua dan
tiga Masjid diperuntukan untuk kegiatan Ibadah.
Masjid
Islamic Center UAD baru diresmikan oleh ketua PP Muhammadiyah Din Syamsyudin. Dan
menurut sumber resmi website Muhammadiyah mengatakan bahwa biaya pembangunan
Masjid ini cukup Fantastis, yaitu menghabiskan dana sebesar 38.5 Milyar. Dengan
daya tamping 5000 jama’ah.
Walaupun
memiliki biaya yang cukup besar, akan tetapi Masjid ini memiliki beberapa kekurangan. Salah satu kekurangan yang
terlihat yaitu, Arah Kiblat yang tidak sesuai dengan arah Masjid sebenarnya. Pengeras
Suara yang kurang maksimal, dan lain sebagainya.
Masjid
yang disebelah kanan adalah Masjid UGM yang diadaptasi oleh berbagai gaya
arsitektur dari berbagai kebudayaan di Dunia. Masjid ini mengadaptasi gaya
Arsitektur Masjid Nabawi serta kebudayaan dari berbagai kultur dunia yaitu
Tionghoa, India dan kebudayaan Jawa. Masjid UGM memiliki wilayah sekitar yang
cukup luas. Wilayah tersebut terbagi menjadi beberapa bagian, seperti tempat
parkir yang luas, Taman yang telah didesain khusus dengan indah, serta air
mancur dan bangunan pendukung masjid seperti gapura yang besar dan menara
disekitar Masjid.
Dari
ketujuh Masjid tersebut memiliki beberapa kekurangan dan kelebihan. Dari kekurangan
dan kelebihan tersebut Sahabat semua dapat lebih bijak lagi untuk memilihnya sebagai
salah satu dari sekian banyak tujuan Destinasi Wisata Religi.
Syukron
Sumber Pustaka :
https://gudeg.net/id/directory/31/1426/Masjid-Kampus-UGM.html#.VcR2RMkpo-k
Google Image
Tidak ada komentar:
Posting Komentar